ANIMALIA
Animalia
berasal dari kata latin animal yang berarti “memiliki napas”. Kingdom Animalia
di bagi menjadi dua, yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah
istilah untuk hewan bertulang belakang, sedangkan invertebrata adalah hewan
yang tidak bertulang belakang. Mereka multiseluler dan tidak memiliki dinding
sel. Mereka bergantung secara langsung atau
tidak langsung dari tanaman untuk makan mereka. Makanan y6ang ditelan
dan dicerna dalam rongga dan makanan cadangan internal mereka disimpan sebagai
glikogen atau lemak. Hewan mengikuti pola tumbuhan yang pasti. Sebagian besar
hewan bereproduksi secara seksual. Dan hewan ini mencerna makanan dan mencerna
dalam rongga internal.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
kelas kelas Kingdom Animalia?
2. Bagaimana
ciri ciri umum kelas kelas Kingdom Animalia?
3. Apa
saja manfaat dan kerugian kelas kelas
Kingdom Animalia?
Tujuan
1. Untuk
mengetahui kelas kelas Kingdom Animalia.
2. Untuk
mengetahui ciri ciri umum kelas kelas Kingdom Animalia
3. Untuk
mengetahui manfaat dan kerugian kelas kelas Kingdom Animalia
ANIMALIA
Kingdom Animalia di bagi menjadi
dua, yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah istilah untuk hewan
bertulang belakang, sedangkan invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang
belakang. Hewan invertebrata terdiri dari dua golongan, yaitu Protozoa dan
Metazoa. Protozoa adalah hewan bersel satu, sedangkan Metazoa adalah hewan
bersel banyak. Kebanyakan ahli biologi menggolongkan Protozoa bersama-sama
dengan alga dalam Kingdom Protista. Metazoa yang meliputi Porifera, Ctenophora,
Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthopoda,
Echinodermata, dan Chordata di golongkan dalam dunia hewan, dengan ciri-ciri
umum:
a.
Multiseluler
b.
Heterotrof
c.
Eukariotik
d.
Tidak berdinding sel
e.
Tidak berklorofil
f.
Hidup di darat maupun
di air
Berdasarkan
rongga tubuh di bedakan menjadi 3, yaitu: selomata, aselomata, pleudoseromata.
1) Hewan
selomata adalah hewan yang mempunyai rongga tubuh yang terisi cairan dan
mempunyai batas yang bersal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar
dari jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsa dan ventral
membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi sebagai penggantung organ dalam.
2) Hewan
selomata adalah hewan yang bertubuh
padat dan tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. Hewan yang termasuk
aselomata adalah Platyhelminthes ( Cacing pipih).
3) Hewan
pseudoselomata adalah hewan yang mempunyai rongga dalam saluran tubuh. Rongga
tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dari dinding tubuh
terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma.
Hewan yang termasuk pseudosemata adalah Rotifera dan Nematoda ( cacing gilik).
1.PORIFERA
Porifera
berasal dari kata porus yang artinya lubang
kecil dan ferre yang berarti membawa atau
mengandung
.Jadi porifera dapat diartikan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil
atau hewan berpori-pori. Porifera memiliki sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan
air didalam tubuhnya.
Porifera
mempunyai ciri tubuh yang berpori-pori mikroskopis. Dalam fasehidupnya,
porifera mempunyai dua bentuk kehidupan, yaitu hidup berenang bebas dan hidup menetap.
Bentuk yang dapat berenang bebas terjadi pada fase larva, sedangkan bentuk sesi lterjadi pada fase dewasa. Porifera belum
memiliki organ pencernaan, sistemsaraf, dan sistem peredaran darah.
a.
Struktur Tubuh
Bentuk
hewan ini bermacam-macam, ada yang berbentuk jambangan, piala, terompet, danada
yang bercabang-cabang seperti tumbuhan. Tubuhnya melekat pada dasar perairan,
ada yang bewarna dan ada yang tidak bewarna. Padabagian tengah tubuhnya tedapa truangan
yang disebut spongosol (paragaster)
yang merupakan saluran air. Pada ujung atas ruang tersebut terdapat lubang besar
terdapat keluarnya air yang disebut oskulum.
Ø Lapisan
penyusunan dinding tubuh porifera secara berurutan dari luar kedalam adalah sebagai
berikut:
1)
Epidermis atau lapisan terluar
Lapisan
ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang disebut pinakosit. Beberapa selini
membentuk lubangkecil (ostium) tempat
masuknya air dansalurannya dilapisi oleh porosity. Porosit berfungsi sebagai membuka
dan menutupnya ostium.
2)
Mesoglea (berupa gelatin)
Mesoglea
merupakan lapisan pembatasan tara lapisan luar dan lapisan dalam yang
mengandung dua macam sel:
a) Selameboid
berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat sisa-sisa metabolism dari sel satu
kesel yang lain.
b) Sel
sklerobas berfungsi membentuk spikula. Spikula merupakanduri-duri sebagai penguat
dinding yang lunak. Spikula yang mempunyai beberapa macam-macam bentuk ini tersusun
dari zat kapur, zat kersik, dan ada pula dari protein yang disebut sponging.
3)
Endodermis atau lapisan
dalam
Lapisan
ini terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagella dan berfungsi
untuk mencernamakanan.
Ø Reproduksi
Porifera dibedakan menjadi 2 yaitu aseksual dan seksual:
·
Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (tunas). Kuncup-kuncup muncul dari tubuhPorifera bagian “kaki”, dan tetap tinggal bersama induknya. Jika dari satu tangkai terbentuk beberapa Porifera baru yang mengumpul, maka akan terbentuk koloni. Selain itu, jika tubuh Porifera terpotong, setiap potongan mampu tumbuh menghasilkan individu baru (tingkat regenerasi Porifera tinggi).
·
Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk sel kalamin atau gamet.Sel gamet berkembang dari selameboid khusus yang disebut arkeosit. Arkeosit membentuk spermadan ovum. Spematozoa yang telah dihasilkan akan berenang
di dalam air hingga dapat mencapai
ovum. Ovum berda di mesoglea. Karena dalam satu tubuh dihasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan betina,
maka Porifera termasuk hermafrodit. Penyatuan sperma dan ovum
menghsailkan zigot yang terjadi di
mesoglea. Zigot berkembang menjadi larva bersilia yang akan berenang menjauhi induknya, menempel pada suatu tempat dan akhirnya tumbuh menjadi Porifera baru.
b. Sistem sirkulasi air
Dibedakan dalam 3 tipe :
v Ascon merupakan tipe saluran air yang
lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus langsung ke spongosol (Leucosolenia).
v Sycon / scypa merupakan tipa saluran
air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran-saluran bercabang kerongga-rongga
yang berhubungan langsung dengan spongosol. Rongga inilah yang dilapisi oleh
koanosit (Scypha).
v Leucon / rhagon merupakan tipe saluran
air yang berlubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang kerongga
yang sudah tidak berhubungan langsung dengan spongosol. (Spongila).
4) Klasifikasi Porifera
a. Calcareae
Porifera yang termasuk dalam
kelas ini adalah bunga karang dengan spikulum dari kapur. Tubuhnya berbentuk silindris
dengan panjang tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang
gastral dihubungkan oleh lubang-lubang berpori. Dinding sel radial berflagelum berfungsi
sebagai pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan, tumbuhan kecil,
dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran radial dan keluar melalui
kloaka, kemudian keoskulum. Bunga karang
tidak dapat bergerak, tetapi oskulumnya dapat menutup. Calcarea banyak dijumpai
di pantai Laut Atlantik. Contoh porifera kelas Calcarea adalah Sycon,
Clathrina, Leucettu salancifer, Leucosolenia, Scyphadan Grantia.
b. Hexactinellida
Porifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan
nama bunga karang gelas (Hyalospongiae). Mereka hidup di laut, mempunyai spikula dengan enam jejari polong,
tubuh dapat mencapai panjang hampir 1 m dan hidup di kedalaman 100 – 4.500 m.
Contoh porifera kelas Hexactinelida adalah Regadrella, Euplectella,
Aspergillum, Hyalonema.
c. Demospongiae
Porifera kelas Demos pongia
dapat hidup di air laut dan air tawar. Spikulanya
berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang tersusun menjadi enam jejari. Demospongiae bertubuh
lunak karena tidak memiliki rangka dan spickula. Demospongiae adalah satu-satunya
kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar. Kelas inilah
yang bisa dimanfaatkan sebagais pons. Demospongiae merupakan kelas terbesar
yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh porifera kelas demospongia
adalah Euspongia, Sponggila, Hippospongia, Niphates digitalis, Cliona,
Haliarsa, Microciona, Suberit
5) Cara Hidup
Porifera
Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis spongosol.
Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis spongosol.
Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis
dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui
lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen selain digunakan oleh koanosit,
sebagian juga ditransfer secara difusi kesel-sel
yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu
amoebosit (sel amoeboid). Fungsinya pun sama
yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.
- Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol.
- Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar.
- Porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. Tempat masuknya air.
- Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera.
- Ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
- Epidermis :lapisan terluar.
- Spikula : pembentuk / penyusun tubuh.
- Flagel : alat gerak koanosit.
- Koanosit : sel pelapis spongosol serta berfungsi sebagai pencerna makanan. Dibagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.
6)
Manfaat Porifera dalam Kehidupan
Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang (koral) sehingga memiliki fungsi ekologis yang penting bagi ekosistem perairan laut. Selain itu beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Sedang kanobat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang (koral) sehingga memiliki fungsi ekologis yang penting bagi ekosistem perairan laut. Selain itu beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Sedang kanobat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
7)
Kerugian dari porifera dalam
kehidupan
Secara umum kerugian porifera
terhadap manusia sangat kecil, mungkin salah satu contoh kerugian yang
ditimbulkan porifera, karena
dapat hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di
peternakan tiram.
2.
MOLLUSCA
1.
Klasifikasi mollusca
Ada empat kelas dari mollusca,
yaitu:
a.
Polyplacophora,
dinamakan demikian karena banyaknya cangkang. Mollusca memiliki kaki yang pipih
dan sangat berotot, cangkang, dan mantel, yang membungkus organ organ internal
dan terletak sepanjang kaki. Pada mollusca bercangkang, mantellah yang
mensekresikan cangkang. Rongga mantel, terletak di anatara mantel dan kaki.
Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Contoh: chiton sp
b.
Gastrophoda
adalah siput, keong, dan bekicot. Gastropoda
merupakan kelompok mollusca yang paling besar dan beragam. Cangkangnya
seringkali cukup berhiaskan pola. Keseluruhan hewan biasanya dapat menarik diri
ke dalam cangkang untuk melindungi diri. Hewan ini hidup di laut, air tawar,
atau daratan yang lembab. Kakinya lebar pipih dan selalu basah untuk berpindah
secara merayap. Contoh : bekicot (Achatina)
c. Bilvalvia, mencangkup
kepah, remis, kima, dan tiram yang merupakan sumber sumber utama makanan laut yang baik. Terdiri atas
dua cangkang komplementer, yang tersambung di sepanjang bagian tengah. Paling luar adalah
cangkang yang berjumlah sepasang. Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat
sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Otot otot yang kuat (aduktor)
menarik kedua cangkang itu hingga menyatu dengan rapat. Ketika otot itu
berelaksasi, kaki yang terbentuk seperti kapak dapat dijulurkan keluar, dan
bivalvia dapat bergerak berkeliling ataupun mencengkeram substrat. Hamper semua
bilvavia merupakan penyaring makanan, dan menggunakan insang yang diperbesar
baik untuk respirasi.
d. Cephalophoda, nyaris
tak memiliki cangkang sama sama sekali. Kaki terdapat dikepala. Bergerak lambat dengan
tentakel. terpisah Contoh : Loligo indica (cumi), Octopus vulgaris (gurita), Sephia sp. (ikan
sotong), nautilus.
2.
Ciri Umum Mollusca
Kaki
mollusca pipih, lebar, berotot. Pada umumnya mollusca hidup di laut. Antara
tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Mantel membentuk suatu
rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan
tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
3. Manfaat dan kerugian bagi manusia
Manfaat:
a. Kerang
mutiara yang terdapat di Lombok, NTB, dan Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah
sebagai perhiasan.
b. Sumber
protein tinggi misalnya tiram batu, sotong kerang hijau, kerang.
Kerugian :
a. Teredo novalis
yang dapat melubangi kayu balok penyangga kapal
b. Bekicot
(Achatina) dan keong sawah merupakan hama dari tanaman
3. COELENTERATA
1.
Klasifikasi
Coelenterata ( Cnidaria)
Cnidaria
dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa).
a. Kelas hydrozoa
Biasanya membentuk koloni koloni
kecil dengan bentuk polip dominan,bahkan seluruh koloni mungkin hanya terdiri
dari polip . Beberapa jenis polip membentuk medusa dengan jalan pembentukan
tunas.Medusa mempunyai velum , yaitu bentukan serupa laci dalam payung .
Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah) .
Contoh:
Hydra , Obelia , Gonionemus.
·
Hydra
Hydra adalah polip air tawar , tidak
ada stadium medusa . Ukurannya 6-15 mm , bertentakel 6-10 buah , dan
mengelilingi hipostoma. Dalam hipostoma terdapat mulut Hewan ini sangat kontraktil , mengandung
sel-sel yang berfungsi sebagai sel-sel sensoris dan sebagai sel-sel otot .
·
Obelia
Obelia adalah koloni polip air laut
, berukuran sangat kecil terbentuk dari zigot hasil reproduksi aseksual .
·
Gonionemus
Hewan-hewan
ini hidup dalam air pasang surut dan merupakan hidrozoa dengan bentuk medusa
yang besar (garis tengah lebih dari 15 mm).
b. Kelas Scyphozoa .
Ubur-ubur yang sebenarnya adalah
medusa-medusa dengan pinggiran berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum) ,
saluran radial bercabang-cabang majemuk , dan gonad-gonad dalam kantung-kantung
ruang gastrikum . Contoh scyphozoa adalah Aurelia.
c. Kelas Anthozoa
Anggota-anggota anthozoa (Yunani anthos =
bunga)adalah anemon-anemon laut dan hewan-hewan karang laut , tubuhnya
berbentuk seperti polip , tidak ada bentuk medusa.
2. Ciri-ciri
Coelenterata
Kebanyakan coelenterata hidup di laut ,beberapa jenis hidup
dalam air tawar.Hewan itu mempunyai dua lapisan sel tunas , lapisan luar
sebagai epidermis dan lapisan dalam sebagai gastrodermis. Pada coelenterata kadang kadang ada dua
bentuk tubuh , yaitu bentuk polip dan medusa
yang terbentuk dalam siklus hidupnya . Contoh : hidra , ubur ubur , anemon dan karang laut.
3. Manfaat dan kerugian Coelenterata
a) Manfaat Coelenterata: sebagai bahan
makanan, sebagai bahan kosmetik, sebagai taman laut.
b) Kerugian Coelenterata: walaupun
tentakel terlihat menarik sebetulnya berbahaya karena sel-sel penyengat yang
ada di tentakel dapat menyutikan racun yang membuat hewan lain yang melewatinya
bisa pingsan atau mati.
4.
PLATYHELMINTHES
1.
Klasifikasi filum
platyhelminthes
Platyhelmintes
dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Termatoda (cacing isap), Cestoda (cacing pita), dan Monogenea.
a. Turbellaria
(Cacing Berambut Getar)
Salah satu contoh Turbellaria adalah Planaria sp. Cacing ini bersifat
karnifora dan dapat kita temukan di perairan, genangan air, kolam, atau sungai.
Biasanya cacing ini menempel di batuan atau di daun yang tergenang air. Jika
kita ingin mengambil Planaria, caranya dengan memberikan sekerat daging segar
ke perairan yang kita duga terdapat cacing ini. Maka planaria akan menempel
pada daging tersebut. Panjang tubuhnya sekitar 5-25 mm, bergerak dengan
menggunakan silia yang terdapat pada epidermis tubuhnya. Gerakan cacing ini
lentur di sepanjang lendir yang diekskresikannya.
b. Trematoda
(Cacing Isap)
Semua anggota trematoda hidup parasit,
terutama pada vertebrata. Berbeda dari turbelaria, permukaan tubuh trematoda
tidak bersilia, tetapi tertutup dengan kutikula. Biasanya ada batil isap, yaitu
batil isap mulut dan batil isap perut. Ada yang sebagai endoparasit, yaitu
hidup dalam jaringan organ tubuh atau di dalam saluran pencernaan ( cacing hati
pada sapi dan domba: Fasciola sp,
cacing hati pada manusia: Clonorchis sp,
yang hidup di dalam saluran pencernaan Fasciolopsis
sp, di dalam paru-paru Paragonimus
sp, dan dalam saluran darah Schistosoma
atau Bilharzia sp).
c. Cestoda
(cacing pita)
Cestoda terdiri atas sebuah kepala
anterior (scolex), yang mengandung
kait atau alat penambat lainya untuk mencengkeram bagian interior usus, tempat
cacing itu menghabiskan sebagian besar masa dewasanya. Di belakang kepala,
terdapat segmen-segmen berulang yang dikenal sebagai proglotid. Masing-masing proglotid mengandung struktur-struktur reproduksi
jantan dan betina serta hanya sedikit struktur lainya. Sebab cacing pita tidak
memiliki saluran pencernaan dan hanya
memiliki sedikit sistem saraf. Cacing pita, untaian pita panjang dari
proglotid, luar biasa cocoknya untuk hidup secara parasit.
d. Monogenea
Hewan dari kelas Monogenea umumnya
parasit. Hewan ini juga tidak memiliki rongga tubuh. Monogenea mempunyai sistem
pencernaan sederhana yang mencangkup lubang mulut, usus, serta anus. Contohnya
Neobenedea.
2.
Ciri –ciri umum
Platyhelminthes
Platyhelminthes
ada yang bersifat parasit dan ada yang hidup bebas di perairan. Cacing ini
tidak memiliki sistem peredaran darah dan bernapas dengan seluruh permukaan
tubuh. Platyhelminthes mempunyai bentuk tubuh pipih, tidak mempunyai rongga
tubuh (selom), dan alat pencernaanya tidak sempurna.
a. Struktur
Tubuh
Tanpa memanjang pipih dorsorventral
tanpa segmentasi atau ruas-ruas. Bagian tubuh dapat dibagi menjadi bagian
anterior (bagian depan, kepala), posterior (bagian belakang, ekor), dorsal
(daerah punggung), ventral (daerah yang berlawanan dengan dorsal), dan lateral
(sambing tubuh). Tubuhnya bersimetri bilateral dan tersusun atas tiga lapisan
sebagai berikut.
1) Ektoderma
(lapisan luar)
Dalam perkembangan selanjutnya,
ektoderma akan membentuk epidermis dan kutikula. Epidermis lunak dan bersilia
serta berfungsi untuk membantu alat gerak. Seringkali epidermis tertutup
kutikula dan sebagian lagi dilengkapi dengan alat yang dapat dipakai untuk
melekatkan diri pada inang. Ada pula yang berupa alat kait dari kitin.
2) Mesoderma
(lapisan tengah)
Dalam perkembangan selanjutnya,
mesoderma akan membentuk alat reproduksi, jaringan otot, dan jaringan ikat.
3) Endoderma
(lapisan dalam)
Dalam perkembangan selanjutnya,
endoderma akan membentuk gastrodermis/ gastrovaskuler sebagai saluran
pencernaan makanan.
b. Sistem
Organ
Sistem organ yang menunjang kehidupan
Platyhelminthes, yaitu: sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem saraf, dan
sistem reproduksi.
3.
Manfaat dan kerugian
platyhelminthes bagi manusia
a) Manfaat
platyhelminthes bagi manusia: cacing tanah digunakan orang sebagai pakan
unggas, umpan memancing ikan, dan penggembur tanah pertanian.
b) Kerugian
platyhelminthes bagi manusia: menghisap darah manusia
Kesimpulan
Kingdom Animalia di bagi menjadi dua,
yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah istilah untuk hewan
bertulang belakang, sedangkan invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang
belakang. Hewan invertebrata terdiri dari dua golongan, yaitu Protozoa dan
Metazoa.
Porifera
mempunyai ciri tubuh yang berpori-pori mikroskopis. Porifera di golongkan dalam
tiga kelas, yaitu: Calcarea,
Hexactinellida, Demospongiae. Manfaatnya zat kimia yang dikeluarkannya
memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
kerugian porifera terhadap manusia sangat
kecil, mungkin salah satu contoh kerugian yang ditimbulkan porifera, karena dapat hidup melekat pada
kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan tiram.
Mollusca
di golongkan dalam empat kelas dari mollusca, yaitu: Polyplacophora, Gastrophoda, Bilvalvia, Cephalophoda. Pada umumnya mollusca hidup di laut.
Manfaaatnya sebagai perhiasan, Sumber protein tinggi misalnya tiram batu,
sotong kerang hijau, kerang. Kerugianya Teredo
novalis yang dapat melubangi kayu balok penyangga kapal dan
Bekicot
(Achatina) dan keong sawah merupakan hama dari tanaman
Cnidaria
dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa,
Scyphozoa, dan Anthozoa. Kebanyakan coelenterata hidup di laut ,beberapa jenis hidup
dalam air tawar. Manfaatnya sebagai bahan makanan, sebagai bahan kosmetik,
sebagai taman laut. Kerugianya walaupun tentakel terlihat menarik sebetulnya
berbahaya karena sel-sel penyengat yang ada di tentakel dapat menyutikan racun
yang membuat hewan lain yang melewatinya bisa pingsan atau mati.
Platyhelmintes
dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria
(cacing berambut getar), Termatoda
(cacing isap), Cestoda (cacing pita),
dan Monogenea. Platyhelminthes ada
yang bersifat parasit dan ada yang hidup bebas di perairan. Manfaat
platyhelminthes bagi manusia: cacing tanah digunakan orang sebagai pakan
unggas, umpan memancing ikan, dan penggembur tanah pertanian. Kerugian
platyhelminthes bagi manusia: menghisap darah manusia.
Saran
Dengan mengucap syukur
alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu kami masih
perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari
Dosen. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fried,
george h.2005.Biologi.Jakarta:Erlangga
2. Maryati,
sri.2007.Biologi.Jakarta: Erlangga
3. Hademenos,George
J.2005.Teori dan soal soal biologi.Jakarta:Erlangga
Djarubito
brotowidjoyo,mukayat.1994.Zoologi dasar
0 komentar:
Posting Komentar