KEHIDUPAN SOSIAL DALAM MEDIA SOSIAL
Konsep
: Hubungan sosial
Sumber : Dokumentasi pribadi
“Di
era modern ini social media bukan hanya menjadi media untuk interaksi tetapi
sudah menjadi prioritas dalam kehidupan remaja pada umumnya”
Saat
ini sosial media menjadi kebutuhan pokok masyarakat terutama dikalangan remaja.
Banyaknya media sosial yang bisa diakses dengan mudah seperti Facebook,Twitter,BBM,
Path, Instagram dan lain – lain membuat para remaja berlomba-lomba membuat akun
agar memiliki jaringan seluas-luasnya. Karena, bagi mereka dengan memiliki
berbagai macam akun sosmed mereka merasa gaul dan keren. Mereka bisa dengan
mudahnya berbagi pengalaman sekalipun itu bersifat pribadi mereka tanpa malu
mengumbarnya ke sosmed.
Tidak dapat dipungkiri
juga bahwa banyak kemudahan yang ditawarkan oleh sosial media dalam berbagai
aspek kehidupan. Misalnya menjalin hubungan dengan orang lain yang terbatas
oleh jarak menjadi lebih mudah. Banyaknya orang yang mengakses media sosial
membuat peluang bisnis bagi beberapa orang, menjadi ajang pencarian jodoh dan
menjadi tempat penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah.
Analisis :
Selain
hal-hal yang menguntungkan dari media sosial yang disebut daiatas juga memiliki
kelemahan. Terutama dari segi kehidupan sosial. Dimana media sosial saat ini
mampu mengubah berbagai perilaku manusia sebagai makhluk sosial menjadi makhluk
media sosial. Manusia sebagai makhluk sosial yang seharusnya aktif di dunia
nyata malah lebih aktif dalam dunia maya. Ada banyak hal negatif yang
ditimbulkan oleh media sosial, akan tetapi penggunanya tidak merasa. Misalnya,
hilangnya kebersamaan dengan orang-orang sekeliling kita karena terlalu sibuk
dengan media sosial.
Selain
itu media sosial justru memancing para penjahat untuk melakukan aksinya, hal
ini sudah banyak terjadi belakangan ini. Contohnya, peluang bisnis online
banyak yang dijadikan modus penipuan. Bahkan media sosial mampu mempengaruhi
kejiawaan sosial seseorang, karena telah banyak ditemukan para pengguna medsos
yang terlalu berlebihan dalam menggunakannya yang biasa disebut alay.
Zaman
sekarang laki-laki dengan perempuan tidak ada perbedaan lagi kalau sudah di
sosial media, awalnya hanya perempuan yang bersikap alay, update status alay
dan berfoto berlebihan, namun sekarang laki-laki juga berekspresi dengan di
sosial media, berupdate status terus-menerus, berfoto-foto alay dan narsis. Itu
semua sudah biasa dalam sosial media dan
menjadi tran anak-anak muda sekarang, jika tidak mempunyai sosial media dan
tidak bisa menjalankan sosial media
seperti yang lain, dikira kuper, culun, tidak gaul dan tidak mengerti tentang teknologi zaman
sekarang yang menjadi tren.
Dengan
melihat media sosialisasi seperti tersebut di atas, maka diketahui bahwa media
tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam proses sosialisasi
seseorang. Secara garis besar maka media sosialisasi tersebut dapat di bagi
menjadi 3 macam yaitu: sarana primer, sarana sekunder dan sarana tersier. Sarana
primer adalah lembaga yang pertama kali mengadakan sosialisasi kepada individu,
misalnya : keluarga. Sarana sekunder adalah lembaga yang mempertajam lagi
sosialisasi yang telah diberikan melalui sarana primer. Dan sarana tersier
adalah lembaga yang mempertebal sosialisasi yang telah diperoleh melalui sarana
primer dan sekunder.
Zulkarimen
Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect
of Mass Comunication mengatakan kondisi bimbang yang di alami para remaja
menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi. Dengan demikian
mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi media masa apapun
bentuknya.
Enoch
Markum juga melihat perbedaan yang berarti antara remaja yang dulu dan sekarang
ini disebabkan munculnya fungsi-fungsi baru dalam masyarakat yang dulu tidak
ada. “Banyaknya pilihan juga menyebabkan kian kompleksnya masalah” sambungnya.
Selain
itu, Lester F. Ward (1841-1913) menerima gagasan bahwa manusia berkembang dari
bentuk yang lebih rendah ke statusnya yang seperti sekarang. Ia yakin bahwa
masyarakat kuno ditandai oleh kesederhanaan dan kemiskinan moral, sedangkan
masyarakat modern lebih kompleks, lebih bahagia dan mendapatkan kebebasan lebih
besar. Menurutnya, sosiologi tidak hanya bertugas meneliti kehidupan sosial
saja, tetapi harus pula menjadi lmu terapan. Sosiologi terapan ini meliputi
kesadaran yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mencapai kehidupan masyarakat
yang lebih baik.
Teori
Ward tersebut sesuai dengan apa yang terjadi era modern ini. Dimana dengan
adanya sosmed membuat masyarakat kuno yang berkembang menjadi masyarakat modern
lebih kompleks permasalahannya. Masyarakat justru kehilangan kesederhanaan karena
mereka berlomba-lomba unggul dalam berbagi pengalaman yang bisa membuat orang
lain menyanjungnya. Bahkan kemisikinan moral pun semakin menjadi-jadi
karenamendapatkan kebebasan sebebas-bebasnya dalam dunia persosmed-an.
Solusi
1. Adanya kesadaran dalam diri sendiri bahwa sebagai
manusia kita adalah makhluk sosial yang harus beraktivitas dan berinteraksi
dalam dunia nyata bukan dalam dunia maya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara :
a. Penggunaan sosial media yang perlu dibatasi, digunakan
seperlunya saja secara efektif
b. Tidak memprioritaskan sosmed sebagai kebutuhan primer,
artinya tidak harus setiap hari menggunakan dan mengaktifkan akun sosmed
c. Berpikir logis bahwa dunia maya hanyalah sesuatu yang
semu
d. Dan menerapkan prinsip, “ jika tidak aktif dalam dunia
persosmed-an kita tidak akan mati
dan dianggap kuper, culun, gaptek
dsb bukanlah suatu hal yang memalukan. Karena sesuatu yang keren justru adalah
hal-hal positif yang dilakukan di dunia nyata, bukan dunia maya”.
2. Menyibukkan diri dengan melakukan banyak kegiatan
positif dalam dunia nyata. Misalnya, mengikuti suatu organisasi di sekolah atau
kampus sehingga kita akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang dalam
dunia nyata. Dan otomatis hal itu akan menimbulkan kepedulian kita dengan sekeliling
dan meminimalisir sikap individu dan acuh tak acuh..
3. Pemahaman tentang penggunaan sosmed pun perlu
diketahui para pengguna sosmed, terutama bagi ABG yang masih labil dan mudah
terpengaruh.Sehingga mereka dalam menggunakan sosmedtidak berlebihan dan tidak
menyalahgunakan ke hal-hal yang negatif.
4. Pengawasan orang tua
Karena teknologi yang sifatnya tidak terbatas membuat remaja
bahkan anak-anak menjadi bebas berekspresi di dunia maya. Dalam penggunaan
sosmed bagi mereka perlu sekali adanya pengawasan dari orangtua karena remaja
atau anak-anak itu sifatnya labil sehingga rentan sekali menghadapi
pengaruh-pengaruh dari luar dan ini merupakan salah satu hal penting dalam upaya
pencegahan kecanduan sosmed.