Pages

Minggu, 07 Desember 2014

PERKEMBANGAN KOGNITIF



BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
          Mengetahui kemampuan kognitif peserta didik antara umur 9 – 12 tahun. Dimana peserta didik tersebut dapat berinteraksi , berfikir dan proses mengamati terhadap lingkungan sekitarnya, dan akan memperoleh, menyimpan serta memproduksi pengetahuan yang di dapat.
Pengetahuan yang telah di dapatkan mempengaruhi pola pikir dan perilaku peserta didik tersebut.
            Peran pendidik dalam perkembangan kognitif peserta didik sangat diperlukan untuk mendidik dan membimbing. Mendidik lebih kepada transfer of knowledge (perilaku) dan membimbing lebih kepada transfer of value (moral).

2.      Rumusan Masalah
a)    Pengertian Perkembangan Kognitif
b)   Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kognitif
c)    Aspek Perkembangan Kognitif
d)   Ciri Perkembangan Kognitif
e)    Peran guru dalam dalam menstimulasi perkembangan peserta didik

3.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang perkembangan Kognitif
2.      Untuk mengetahui pengaruh perkembangan kognitif
3.      Untuk mengetahui pemahaman tentang peran guru
















BAB II
PERKEMBANGAN KOGNITIF

1.      Pengertian
Kognitif berasal dari kata efektif dan konaktif yang diartikan sehingga “berfikir , merasa , menginginkan , kemauan “
Ø  Konektif ( menginginkan)
Ø  Efektif (merasa)
Ø  Kognitif (berpikir)
Pengertian kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Kemampuan kognitif yaitu kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta untuk melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Perkembangan kognitif yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu menerapkan dan memikirkan lingkungan. 
Pengertian menurut para ahli
a.        Mayers (1996)
Kognitif adalah  kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda/ peristiwa dari ingatan dan bertindak berdasarkan penggambaran ini.
b.      Dever
Kognitif adalah istilah yang mencakup pemahaman yakni (persepsi, imajinasi, penangkapan makna,penilaian dan penalaran.
c.       Chablin (2002)
Kognitif adalah konsep yang mencakup bentuk pengenalan, yakni mengamati, melihat,memperhatikan,memberikan, menyangka,membayangkan,memperkirakan,menduga, menilai.  
d.      Piaget
Kognitif adalah sistem yang selalu diorganisasi dan diadaptasi sehingga memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungan.
e.       Ahli Psikologi
Kognitif mempunyai istilah thinking atau pikiran yang mencakup berbagai aktivitas mental.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kognitif atau pemikiran adalah semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, pengetahuan, memecahkan masalah, perencanaan masa depan.
           
Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
1.      Tahap sensori-motorik (lahir-2th)
2.      Tahap pra-operasional (2-7th)
3.      Tahap pra-operasional (7-11th)
4.      Tahap pra operasional (11-dewasa)

Tahap pra operasional (7-11 tahun)
Pada masa pra operasional seorang anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi, negasi, resiprokasi, identifikasi. Cara berpikir anak sering kali egosentrik, dia menganggap bahwa segala sesuatu berasal dari satu titik pandang saja, yang mengacuh pada ketidak mampuan untuk membedakan perspektifnya sendiri dari perspektif orang lain. Egosentrisme bias berhenti ketika mereka berinteraksi dengan orang dewasa berbeda ketika mereka berinteraksi dengan temannya sebaya, orang dewasa tau apa yang akan dia lakukan tetapi temannya tidak, sehingga sifat egosentrisme anak muncul pada saat berada di tengah-tengah temannya.


2.      Faktor – faktor yang Mempengaruhi
·         Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf.
Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ tubuh anak itu sendiri.
·         Latihan dan pengalaman
Yaitu pengembangan diri anak melalui serangkaian latihan – latihan.
·         Intepaksi sosial
Perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan kuilibrasi (proses terjadinya keseimbangan yang mengacu pada keempat tahap perkembangan Kognitif).

3.      Aspek Perkembangan Kognitif
a)    Pengetahuan / hafalan / ingatan (Knowledge)
b)   Pemahaman (Comprehension)
c)    Penerapan (Application)
d)   Analisis (Analysis)
e)    Sintesis (Syntesis)
f)    Penilaian / penghargaan / evaluasi (Evaluation)

4.      Ciri-ciri Anak Masa Sekolah (9-12th)
a.       Sebagai masa sekolah dasar
Anak mendapat nama demikian karna umumnya mereka sedang belajar di SD dan mempelajari berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar yang diperlukan lebih lanjut.
b.      Sebagai masa “ sok pintar “
Nama demikian berarti anak sering menonjolkan apa-apa yang baru diketahuinya dari sekolah dan dia bangga akan pengetahuan itu.
c.       Sebagai masa perluasan hubungan sosial
Anak mulai meningkatkan kesukaan menjalin persahabatan dengan anak-anak lain di lingkungannya yang lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak awal.
d.      Sebagai masa suka menjadi anggota gang
       Sebagai anak pada masa ini suka membentuk kelompok tak terarah dan meraka takut sekali                                                                                                                      tidak diakui/diabaikan. Meraka bergaul dengan gang-gang tersebut dan mereka sering lupa    dengan waktu.
e.       Mengalami kesulitan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan sosial, terutama orang tua.
f.       Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok orang-orang sebaya sangat kuat.
g.       Kondisi fisik yang memiliki anak mendorongnya untuk memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot.
h.      Adanya korelasi yang tinggi antara kondisi fisik dan prestasi sekolah.
i.        Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
j.        Ada kecenderungan memuji dirinya sendiri.
k.      Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit.
l.        Amat realitis, ingin tahu dan ingin belajar.
m.    Pada akhir masa ini mulai berminat pada pelajaran-pelajaran khusus.










5.      Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan Peserta Didik
Ø  Para pendidik ( guru ) / pengasuh hendaknya berusaha menciptakan atau mengembangkan lingkungan belajar yang afektif.
Ø  Para pendidik ( guru ) harus mendorong anak untuk belajar, agar tergerak dan bermotivasi untuk mempelajari sesuatu.
Ø  Harus mendidik di lingkungan sosial yang baik karna lingkungan sosial yang baik akan menguntungkan dan sangat menunjang perkembangan kecerdasan anak.
Ø  Mengutamakan kesehatan jasmani anak sebagai pangkal tolak untuk perkembangan manusia seutuhnya karna merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sosial dan intelektual.
Ø  Memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang afaktif.
Ø  Melakukan peninjauan latar belakang kehidupan keluarga untuk memahami tingkah laku seorang anak.
Ø  Pemahaman guru SD terhadap minat dan perhatian anak sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.



































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungakan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.










































DAFTAR PUSTAKA


Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori – Teori Psikologi Sosial , Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989,  Psikologi Perkembangan , Semarang : Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang.

CRAIN, William, 2007,  Teori Perkembangan , Yogyakarta : Pustaka Belajar .

Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.







PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Perubahan terjadi pada setiap masyarakat selama hidupnya pasti akan mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang meneiahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti yang kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada yang berjalan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainnya.
Di dalam perubahan sosial masyarakat terklasifikasi antara masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat yang statis ialah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat, sedangkan masyarakat dinamis ialah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Sehingga perubahan sosial ialah segala perubahan pada lembag-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu-suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah “ Telahaan Teoritis Mengenai Perubahan Sosial dan Budaya“ adalah :
1.    Apa devinisi dan hubungan nya perubahan sosial dan budaya ?
2.    Sebutkan teori tentang perubahan sosial dan budaya ?
3.    Sebutkan bentuk perubahan sosial dan budaya ?
4.    Apa faktor penyebab perubahan sosial dan budaya ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Filsafat dan Nilai Budaya, dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang Telahaan Teoritis Mengenai Perubahan Sosial dan Budaya yang terdiri dari sub bab yaitu :
·      Untuk mengetahui devinisi dan hubungan nya perubahan sosial dan budaya
·      Untuk mengetahui teori tentang perubahan sosial dan budaya
·      Untuk mengetahui bentuk perubahan sosial dan budaya
·      Untuk mengetahui faktor penyebab perubahan sosial dan budaya


BAB II
TELAHAAN TEORITIS MENGENAI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA

A.     Perubahan Sosial Dan Perubahan Budaya Dalam Definisi Dan Hubungan Antar Keduanya
a)        Perubahan Sosial
          Perubahan pasti terjadi dalam kehidupan masyarakat dan setiap masyarakat pasti mengalami perubahan apakah  perubahan itu terjadi secara lambat , sedang atau cepat. Perubahan dapat menyangkut tentang berbagai hal, perubahan fisikal oleh proses alami dan perubahan kehidupan manusia oleh dinamika kehidupan itu sendiri.
          Kehidupan manusia itu adalah proses dari satu tahap hidup ke tahap lainnya, karena itu perubahan sebagai proses dapat menunjukkan perubahan sosial dan perubahan budaya atau berlaku kedua-duanya pada suatu runtutan proses itu. Adapun perubahan sebagai proses dapat dinyatakan sebagai “ means simply the process of becoming different in any sense”.
          Dalam kondisi biologi dan psikologinya, manusia harus bekerja sama dengan manusia lain dalam ikatan masyarakat untuk melangsungkan kehidupannya. Adapun hidup bermasyarakat mengandung arti hidup berkelompok-kelompok secara tertib dan menjalani kaidah kehidupan yang sebaik-baiknya. Dilihat dari segi kemasyarakatan , kehidupan bersama antara manusia menunjukkan adanya proses sosial dan relasi social.
          Proses sosial adalah cara interaksi sosial yang dapat dilihat apabila individu dan kelompok bertemu dan membentuk satu sistem relasi sosial atau apa yang terjadi apabila berbagai perubahan mengganggu satu cara hidup yang telah tersusun.

Berikut ini adalah beberapa pengertian perubahan sosial menurut para ahli :
1.    John Lewis Gillin and John Philip Gillin
Berpendapat  bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

2.    Astrid Susanto
Berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan masyarakat menjadi kemajuan masyarakat dengan suatu pola masyarakat yang sesuai bahkan dapat menguasai kemajuan teknologi, dan menghindari bahaya degradasi martabatnya.

3.    Selo Soemardjan
Berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

4.    Kingsley Davis
Berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

5.    Soedjono Dirdjosisworo
Berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.

          Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi bidang yang sangat luas, yang memerlukan adanya pembatasan pada saat membicarakan nya, sehingga analisa tidak menjadi kabur.
b)        Perubahan Budaya
          Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
          Menurut E.B Taylor memberi definisi kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan sosial, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
          Selo Sumardjan memberikan batasan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, cipta manusia.
         

          Kebudayaan dari tiap-tiap bangsa atau masyarakat dapat dibagi menjadi 7 unsur menurut C. Kluck Hohn yaitu :
a.       Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b.      Mata pencaharian hidup
c.       Sistem kemasyarakatan
d.      Bahasa
e.       Kesenian
f.       Religi

c)         Hubungan Antara Perubahan Sosial Dan Perubahan Kebudayaan
          Sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari acap kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan budaya. Karena antara kedua gejala itu dapat ditemukan hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat.          Kingssley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenianm ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturanaturan organisasi sosial.
          Sebagai contoh dikemukakannnya pada logat bahasia Asia setelah terpisah dari induknya, akan tetapi perubahan tersebut mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial.
          Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas, contoh perubahan-perubahan dalam model pakian dan kesenian dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial.
          Namun, sukar pula dibayangkan dari terjadinya perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan kebudayaan. Lembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, hak milik, universitas atau negara tak akan mengalami perubahan apapun bila tidak didahului oleh suatu perubahan fundamental didalam kebudayaan.
          Suatu perubahan sosial didalam bidang kehidupan tertentu tidak mungkin berhenti berda pada satu titik karena perubahan dibidang lain akan segera mengikuti. Disebabkan karena struktur lembaga kemasyarakatan yang sifatnya jalin-berjalin.            Apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemeritahannya, perubahan yang kemudian terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.



B.     Teori tentang Perubahan Sosial dan Budaya
1.         Teori Fungsional dan Teori Konflik
          Penganut teori fungsional menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat.
          Sedangkan teori konflik menilai bahwa yang konstan adalah konflik sosial , bukannya perubahan. Perubahan hanyalah akibat dari adanya konflik tersebut , karena perubahan berlangsung akibat adanya konflik tersebut.

2.         Terori Modern Perubahan Sosial
a.    Teori Modernisasi
Teori ini menganggap bahwa negara – negara terbelakang akan menempuh jalan yang sama dengan negara – negara indusri maju di barat kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi.

b.    Teori Ketergantungan
Menerut teori ketergantungan (dependency) yang didasarkan pada pengalaman negara – negara Amerika Latin yang memandang bahwa perkembangan dunia tidak merata, negara industri menduduki posisi dominan sedangkan negara berkembang / dunia ketiga secara ekonomi bergantung pada nya.

c.    Teori Sistem Dunia
Menurut teori ini perekonomian kapitalis dunia kini disusun atas 3 jenjang yaitu negara – negara inti, negara – negara semi periferi dan negara – negara periferi.
3.         Teori Sebab Akibat
Merupakan teori yang menerangkan sebab – sebab adanya suatu perubahan.
Beberapa teori sebab akibat :
a)    Analisis Dialektis
Menelaah syarat – syarat dan keadaan – keadaan yang mempunyai efek merubah keseimbangan sistem masyarakat itu.

b)   Teori tunggal mengenai perubahan sosial
Menerangkan sebab-sebab perubahan sosial atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab.
Beberapa teori determinisme :
1)   Biological determinism menyatakan bahwa perbedaan biologis menyebabkan perbedaan orientasi nilai budaya dan menyebabkan timbulnya struktur sosial tertentu.
2)               Economic determinism menyatakan bahwa faktor ekonomi sebagai penyebab perubahan dimana kekuatan ekonomi dan proses ekonomi menyebabkan perubahan orientasi nilai budaya dan struktur sosial.
3)   Culture determinism teori ini memandang kebudayaan merupakan faktor yang menyebabkan adanya perubahan sosial.
4)   Technological determinism menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang menyebabkan timbulnya peranan-peranan baru yang menuntut cara dan pandangan hidup baru, yang bila diikutu oleh makin banyak anggota masyarakat akan melembaga sebagai orientasi nilai budaya baru bagi masyarakat tersebut.

4.         Teori proses (arah)  perubahan sosial terbagi menjadi :
a.    Teori Evolusioner linear (garis lurus tunggal)
Berpendapat  bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, semula sederhana, kemudian menjadi bentuk kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
b.    Teori evolusi multilinear
Teori evolusi multilinear pada hakikatnya menggambarkan suatu metodologi, didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa dalam perubahan kebudayaan didapat gejala keteraturan yang nyata dan signifikal hal ini dapat di lihat dari aspek hukum dan kebudayaan tersebut.

C.     Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Dan Perubahan Budaya
                 Perubahan sosial dan kebudanyaan dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:
1.    Perubahan Lambat (Evolusi) Dan Perubahan Cepat (Revolusi);
a)    Perubahan Lambat ( Evolusi )
            Merupakan perubahan yang terjadi secara lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, terjadi dengan sendirinya tanpa suatu rencana atau kehendak tertentu.
Contoh: perubahan pada masa berburu dan ke masa bercocok tanam, dimana mereka mulai hidup menetap dan membentuk organisasi kemasyarakatan.
Macam-macam teori evolusi:
a.       Unilinier Theories of Evolution menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai tahap sempurna.
b.      Universal Theoreis of Evolution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap yang tetap, sehingga tahap evolusi dari suatu masyarakat tidak harus sama dengan masyarakat lain.
c.       Multilined Theories of Evolution, menekankan pengamatan terhadap tahap-tahap perkembangan tetentu dalam evolusi masyarakat.

b)   Perubahan Cepat ( Revolusi )
            Merupakan perubahan yang berlangsung cepat, menyangkut sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat yang perubahannya dapat direncanakan terlebih dahulu. Adanya revolusi seringkali di awali dengan ketegangan atau konflik dalam masyarakat yang bersangkutan.
Contoh: perubahan sistem produksi dengan mesin secara besar-besaran(revolusi industri)

2.    Perubahan Kecil Dan Perubahan Besar;
a)        Perubahan kecil adalah perubahan sosial yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh: perubahan mode tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
b)        Perubahan besar adalah perubahan sosial yang membawa pengaruh besar yang mengakibatkan berubahnya struktur sosial serta dampaknya mempengaruhi banyak segi kehidupan dalam masyarakat. Contoh: proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris.

3.    Perubahan Yang Dikehendaki (Intended Change) Atau Perubahan Yang Direncanakan (Planned Change) Dan Perubahan Yang Tidak Dikehendaki (Unitanded Change) Atau Perubahan Yang Tidak Direncanakan.

a)   Perubahan direncanakan(planned change) adalah perubahan yang dikehendaki, diperkirakan, direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan(agen of change). Contoh: pembangunan
b)   Perubahan tidak direncanakan(unplanned change) adalah perubahan yang tidak dikehendaki yang berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat serta dapat menimbulkan akibat yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Contoh: peperangan, bencana alam dan pengangguran.




D. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial Dan Perubahan Budaya
Perubahan sosial budaya pada masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Untuk mempelajari suatu perubahan yang terjadi dalam masyarakat perlu diketahui sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Pada umunnya dapat dikatakan bahwa sebab dari adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat tersebut sumbernya mungkin ada yang terletak didalam masyarakat itu sendiri  dan ada yang  terletak diluar masyarakat,yaitu yang datangnya sebagai pengaruh dari masyarakat lain.
1.    Faktor yang datangnya dari dalam masyarakat
a.    Bertambah atau berkurangya penduduk
·      Pertambahan penduduk yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakata.
·      Berkurangnya penduduk yang mungkin disebabkan karena berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah kedaerah lain.
b.   Penemuan-penemuan baru
        Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalan jangka waktu yang tidak terlalu lama sering kita sebut sebagai Inovasi dan Innovation, yang merupakan suatu pertemuan baru.
        Penemuan-penemuan baru yang menyebabkan adanya perubahan dapat dibedakan menjadi :
1)        Discovery adalah penemuan suatu unsur kebudayaan yang baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau suatu rangkaian ciptaan dari individu  yang bersangkutan.
2)        Invention adalah suatu kegiatan dimana penemuan baru tersebut, yang dikenal dengan istilah disovery, oleh masyarakat yang bersangkutan diakui dan diterima serta menerapkan penemuan itu.
c.    Inkultirasi (Pembudayaan)
        Yaitu proses mempelajari dan menyamai alam pikiran serta sikap dengan adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kubudayaan sendiri.
d.   Pertentangan (conflict) dalam masarakat
Pertentangan  dalam masyarakat dapat pula menjadi sebab dari terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan, pertentangan itu bisa terjadi antara orang perorang, orang perorang dengan kelompok atau pertentangan antara kelompok dengan kelompok.
e.    Gerakan sosial
Gerakan sosial merupakan usaha sekelompok orang untuk menegakkan tatanan kehidupan baru.


2.    Faktor yang datang dari luar masyarakat
a.    Akulturasi
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga kebudayaan asing itu sendiri lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri yang menyebabkan hilangnya kebudyaan sendiri.
b.   Asimilasi
   Proses pencampuran kebudayaan, sehingaa  terbentuk unsurkebudayan baru yangtidak dirasakan asing dan canggung oleh masyarakat pendukungnya.
   Menurut Koetjaraningrat proses asimilasi terjadi apabila :
·      Kelompok-kelompok  manusia yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda bercampur satu sama lain
·      Individu-individu dari berbagai kelompok tadi bergerak secara lengsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama
c.    Difusi
Suatu proses penyebab kebudayaan yang dilakukan suatu bangsa, pelaksanaannya dapat berupa berita dari mulut ke mulut.


BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kingssley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenianm ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturanaturan organisasi sosial.

B.  Kritik dan Saran
Demikian penyusunan makalah ini, agar kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

Hermawan,ruswandi,dkk.(2006).Perkembangan masyarakat dan budaya.Bandung.UPI PRESS