BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Mengetahui
kemampuan kognitif peserta didik antara umur 9 – 12 tahun. Dimana peserta didik
tersebut dapat berinteraksi , berfikir dan proses mengamati terhadap lingkungan
sekitarnya, dan akan memperoleh, menyimpan serta memproduksi pengetahuan yang
di dapat.
Pengetahuan
yang telah di dapatkan mempengaruhi pola pikir dan perilaku peserta didik
tersebut.
Peran pendidik dalam perkembangan
kognitif peserta didik sangat diperlukan untuk mendidik dan membimbing.
Mendidik lebih kepada transfer of
knowledge (perilaku) dan membimbing lebih kepada transfer of value (moral).
2. Rumusan
Masalah
a)
Pengertian
Perkembangan Kognitif
b)
Faktor yang
mempengaruhi Perkembangan Kognitif
c)
Aspek Perkembangan
Kognitif
d)
Ciri
Perkembangan Kognitif
e)
Peran guru dalam
dalam menstimulasi perkembangan peserta didik
3. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui
lebih dalam tentang perkembangan Kognitif
2.
Untuk mengetahui
pengaruh perkembangan kognitif
3.
Untuk mengetahui
pemahaman tentang peran guru
BAB
II
PERKEMBANGAN
KOGNITIF
1. Pengertian
Kognitif berasal dari kata
efektif dan konaktif yang diartikan sehingga “berfikir , merasa , menginginkan
, kemauan “
Ø Konektif ( menginginkan)
Ø Efektif (merasa)
Ø Kognitif (berpikir)
Pengertian
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Kemampuan kognitif yaitu
kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta untuk melakukan penalaran
dan pemecahan masalah.
Perkembangan kognitif yaitu semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu menerapkan dan
memikirkan lingkungan.
Pengertian menurut
para ahli
a.
Mayers (1996)
Kognitif adalah kemampuan membayangkan dan menggambarkan
benda/ peristiwa dari ingatan dan bertindak berdasarkan penggambaran ini.
b.
Dever
Kognitif adalah istilah yang
mencakup pemahaman yakni (persepsi, imajinasi, penangkapan makna,penilaian dan
penalaran.
c.
Chablin
(2002)
Kognitif adalah konsep yang
mencakup bentuk pengenalan, yakni mengamati, melihat,memperhatikan,memberikan,
menyangka,membayangkan,memperkirakan,menduga, menilai.
d.
Piaget
Kognitif adalah sistem yang
selalu diorganisasi dan diadaptasi sehingga memungkinkan individu beradaptasi
dengan lingkungan.
e.
Ahli
Psikologi
Kognitif mempunyai istilah
thinking atau pikiran yang mencakup berbagai aktivitas mental.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kognitif atau pemikiran adalah semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan, pengetahuan, memecahkan masalah, perencanaan masa
depan.
Tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget
1.
Tahap
sensori-motorik (lahir-2th)
2.
Tahap
pra-operasional (2-7th)
3.
Tahap
pra-operasional (7-11th)
4.
Tahap
pra operasional (11-dewasa)
Tahap
pra operasional (7-11 tahun)
Pada masa pra operasional seorang anak telah
mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi, negasi,
resiprokasi, identifikasi. Cara berpikir anak sering kali egosentrik, dia
menganggap bahwa segala sesuatu berasal dari satu titik pandang saja, yang
mengacuh pada ketidak mampuan untuk membedakan perspektifnya sendiri dari
perspektif orang lain. Egosentrisme bias berhenti ketika mereka berinteraksi
dengan orang dewasa berbeda ketika mereka berinteraksi dengan temannya sebaya,
orang dewasa tau apa yang akan dia lakukan tetapi temannya tidak, sehingga
sifat egosentrisme anak muncul pada saat berada di tengah-tengah temannya.
2. Faktor
– faktor yang Mempengaruhi
·
Perkembangan
organik dan kematangan sistem syaraf.
Hal ini erat kaitannya
dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ tubuh anak itu sendiri.
·
Latihan
dan pengalaman
Yaitu pengembangan diri anak melalui serangkaian
latihan – latihan.
·
Intepaksi
sosial
Perkembangan anak
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan kuilibrasi (proses terjadinya
keseimbangan yang mengacu pada keempat tahap perkembangan Kognitif).
3. Aspek
Perkembangan Kognitif
a)
Pengetahuan / hafalan / ingatan (Knowledge)
b)
Pemahaman (Comprehension)
c)
Penerapan (Application)
d)
Analisis (Analysis)
e)
Sintesis (Syntesis)
f)
Penilaian / penghargaan / evaluasi (Evaluation)
4. Ciri-ciri
Anak Masa Sekolah (9-12th)
a.
Sebagai
masa sekolah dasar
Anak
mendapat nama demikian karna umumnya mereka sedang belajar di SD dan
mempelajari berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar yang diperlukan
lebih lanjut.
b.
Sebagai
masa “ sok pintar “
Nama
demikian berarti anak sering menonjolkan apa-apa yang baru diketahuinya dari
sekolah dan dia bangga akan pengetahuan itu.
c.
Sebagai
masa perluasan hubungan sosial
Anak
mulai meningkatkan kesukaan menjalin persahabatan dengan anak-anak lain di
lingkungannya yang lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak awal.
d.
Sebagai
masa suka menjadi anggota gang
Sebagai anak pada masa ini suka
membentuk kelompok tak terarah dan meraka takut sekali
tidak diakui/diabaikan. Meraka bergaul dengan gang-gang tersebut dan
mereka sering lupa dengan waktu.
e.
Mengalami
kesulitan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan sosial, terutama
orang tua.
f.
Dorongan
untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok orang-orang sebaya sangat
kuat.
g.
Kondisi
fisik yang memiliki anak mendorongnya untuk memasuki dunia permainan dan
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot.
h.
Adanya
korelasi yang tinggi antara kondisi fisik dan prestasi sekolah.
i.
Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
j.
Ada
kecenderungan memuji dirinya sendiri.
k.
Adanya
perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit.
l.
Amat
realitis, ingin tahu dan ingin belajar.
m.
Pada
akhir masa ini mulai berminat pada pelajaran-pelajaran khusus.
5. Peran
Guru dalam Menstimulasi Perkembangan Peserta Didik
Ø Para pendidik ( guru ) /
pengasuh hendaknya berusaha menciptakan atau mengembangkan lingkungan belajar
yang afektif.
Ø Para pendidik ( guru )
harus mendorong anak untuk belajar, agar tergerak dan bermotivasi untuk mempelajari
sesuatu.
Ø Harus mendidik di
lingkungan sosial yang baik karna lingkungan sosial yang baik akan
menguntungkan dan sangat menunjang perkembangan kecerdasan anak.
Ø Mengutamakan kesehatan
jasmani anak sebagai pangkal tolak untuk perkembangan manusia seutuhnya karna
merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sosial dan intelektual.
Ø Memperhatikan keterkaitan
antara berbagai segi kematangan jasmani rohani anak dalam menciptakan
lingkungan belajar yang afaktif.
Ø Melakukan peninjauan
latar belakang kehidupan keluarga untuk memahami tingkah laku seorang anak.
Ø Pemahaman guru SD
terhadap minat dan perhatian anak sangat bermanfaat dalam perencanaan
program-program pendidikan maupun pengajaran.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu
mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungakan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono,
Sarlito Wirawan, Teori – Teori Psikologi
Sosial ,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989, Psikologi Perkembangan
, Semarang : Tim
Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang.
CRAIN, William, 2007,
Teori Perkembangan ,
Yogyakarta : Pustaka Belajar .
Desmita, 2009, Psikologi
Perkembangan Peserta Didik, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar