Pages

Selasa, 14 April 2015

kehidupan sosial MEDSOS



KEHIDUPAN SOSIAL DALAM MEDIA SOSIAL

Konsep : Hubungan sosial














         Sumber : Dokumentasi pribadi
“Di era modern ini social media bukan hanya menjadi media untuk interaksi tetapi sudah menjadi prioritas dalam kehidupan remaja pada umumnya”
Saat ini sosial media menjadi kebutuhan pokok masyarakat terutama dikalangan remaja. Banyaknya media sosial yang bisa diakses dengan mudah seperti Facebook,Twitter,BBM, Path, Instagram dan lain – lain membuat para remaja berlomba-lomba membuat akun agar memiliki jaringan seluas-luasnya. Karena, bagi mereka dengan memiliki berbagai macam akun sosmed mereka merasa gaul dan keren. Mereka bisa dengan mudahnya berbagi pengalaman sekalipun itu bersifat pribadi mereka tanpa malu mengumbarnya ke sosmed.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa banyak kemudahan yang ditawarkan oleh sosial media dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya menjalin hubungan dengan orang lain yang terbatas oleh jarak menjadi lebih mudah. Banyaknya orang yang mengakses media sosial membuat peluang bisnis bagi beberapa orang, menjadi ajang pencarian jodoh dan menjadi tempat penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah.


Analisis :

Selain hal-hal yang menguntungkan dari media sosial yang disebut daiatas juga memiliki kelemahan. Terutama dari segi kehidupan sosial. Dimana media sosial saat ini mampu mengubah berbagai perilaku manusia sebagai makhluk sosial menjadi makhluk media sosial. Manusia sebagai makhluk sosial yang seharusnya aktif di dunia nyata malah lebih aktif dalam dunia maya. Ada banyak hal negatif yang ditimbulkan oleh media sosial, akan tetapi penggunanya tidak merasa. Misalnya, hilangnya kebersamaan dengan orang-orang sekeliling kita karena terlalu sibuk dengan media sosial.
Selain itu media sosial justru memancing para penjahat untuk melakukan aksinya, hal ini sudah banyak terjadi belakangan ini. Contohnya, peluang bisnis online banyak yang dijadikan modus penipuan. Bahkan media sosial mampu mempengaruhi kejiawaan sosial seseorang, karena telah banyak ditemukan para pengguna medsos yang terlalu berlebihan dalam menggunakannya yang biasa disebut alay.
Zaman sekarang laki-laki dengan perempuan tidak ada perbedaan lagi kalau sudah di sosial media, awalnya hanya perempuan yang bersikap alay, update status alay dan berfoto berlebihan, namun sekarang laki-laki juga berekspresi dengan di sosial media, berupdate status terus-menerus, berfoto-foto alay dan narsis. Itu semua sudah biasa dalam  sosial media dan menjadi tran anak-anak muda sekarang, jika tidak mempunyai sosial media dan tidak bisa  menjalankan sosial media seperti yang lain, dikira kuper, culun, tidak gaul dan  tidak mengerti tentang teknologi zaman sekarang yang menjadi tren.
Dengan melihat media sosialisasi seperti tersebut di atas, maka diketahui bahwa media tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam proses sosialisasi seseorang. Secara garis besar maka media sosialisasi tersebut dapat di bagi menjadi 3 macam yaitu: sarana primer, sarana sekunder dan sarana tersier. Sarana primer adalah lembaga yang pertama kali mengadakan sosialisasi kepada individu, misalnya : keluarga. Sarana sekunder adalah lembaga yang mempertajam lagi sosialisasi yang telah diberikan melalui sarana primer. Dan sarana tersier adalah lembaga yang mempertebal sosialisasi yang telah diperoleh melalui sarana primer dan sekunder.
Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Comunication mengatakan kondisi bimbang yang di alami para remaja menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi. Dengan demikian mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi media masa apapun bentuknya.
Enoch Markum juga melihat perbedaan yang berarti antara remaja yang dulu dan sekarang ini disebabkan munculnya fungsi-fungsi baru dalam masyarakat yang dulu tidak ada. “Banyaknya pilihan juga menyebabkan kian kompleksnya masalah” sambungnya.
Selain itu, Lester F. Ward (1841-1913) menerima gagasan bahwa manusia berkembang dari bentuk yang lebih rendah ke statusnya yang seperti sekarang. Ia yakin bahwa masyarakat kuno ditandai oleh kesederhanaan dan kemiskinan moral, sedangkan masyarakat modern lebih kompleks, lebih bahagia dan mendapatkan kebebasan lebih besar. Menurutnya, sosiologi tidak hanya bertugas meneliti kehidupan sosial saja, tetapi harus pula menjadi lmu terapan. Sosiologi terapan ini meliputi kesadaran yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Teori Ward tersebut sesuai dengan apa yang terjadi era modern ini. Dimana dengan adanya sosmed membuat masyarakat kuno yang berkembang menjadi masyarakat modern lebih kompleks permasalahannya. Masyarakat justru kehilangan kesederhanaan karena mereka berlomba-lomba unggul dalam berbagi pengalaman yang bisa membuat orang lain menyanjungnya. Bahkan kemisikinan moral pun semakin menjadi-jadi karenamendapatkan kebebasan sebebas-bebasnya dalam dunia persosmed-an.

Solusi
1.      Adanya kesadaran dalam diri sendiri bahwa sebagai manusia kita adalah makhluk sosial yang harus beraktivitas dan berinteraksi dalam dunia nyata bukan dalam dunia maya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara :
a.       Penggunaan sosial media yang perlu dibatasi, digunakan seperlunya saja secara efektif
b.      Tidak memprioritaskan sosmed sebagai kebutuhan primer, artinya tidak harus setiap hari menggunakan dan mengaktifkan akun sosmed
c.       Berpikir logis bahwa dunia maya hanyalah sesuatu yang semu
d.      Dan menerapkan prinsip, “ jika tidak aktif dalam dunia persosmed-an kita tidak akan mati  dan  dianggap kuper, culun, gaptek dsb bukanlah suatu hal yang memalukan. Karena sesuatu yang keren justru adalah hal-hal positif yang dilakukan di dunia nyata, bukan dunia maya”.
2.      Menyibukkan diri dengan melakukan banyak kegiatan positif dalam dunia nyata. Misalnya, mengikuti suatu organisasi di sekolah atau kampus sehingga kita akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang dalam dunia nyata. Dan otomatis hal itu akan menimbulkan kepedulian kita dengan sekeliling dan meminimalisir sikap individu dan acuh tak acuh..
3.      Pemahaman tentang penggunaan sosmed pun perlu diketahui para pengguna sosmed, terutama bagi ABG yang masih labil dan mudah terpengaruh.Sehingga mereka dalam menggunakan sosmedtidak berlebihan dan tidak menyalahgunakan ke hal-hal yang negatif.
4.      Pengawasan orang tua
Karena teknologi yang sifatnya tidak terbatas membuat remaja bahkan anak-anak menjadi bebas berekspresi di dunia maya. Dalam penggunaan sosmed bagi mereka perlu sekali adanya pengawasan dari orangtua karena remaja atau anak-anak itu sifatnya labil sehingga rentan sekali menghadapi pengaruh-pengaruh dari luar dan ini merupakan salah satu hal penting dalam upaya pencegahan kecanduan sosmed.

0 komentar:

Posting Komentar