Pancasila
dan Pentingnya Ideologi suatu Bangsa
Pancasila sebagai dasar Negara,ideologi nasional , dan
falsafah pandangan hidup bangsa Indonesia ditetapkan berdasarkan Tap MPR Nomor
XVII tahun 1998. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila digali dari akar
budaya bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai ras dan suku yang memiliki
bahasa dan adat istiadat masing-masing. Meskipun suku-suku bangsa itu menempati
daerah yang terpisah, ada banyak kesamaan diantara mereka dalam nilai-nilai
tertentu. Secara keseluruhan suku bangsa ini bertuhan dan memiliki ritual
budaya dalam menyembah Tuhannya.
Sebagai ideology bangsa Pancasila harus tersosialisasi
dalam bentuk ajaran atau doktrin yang mengandung nilai-nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praksis. Ajaran atau doktrin ini harus memiliki
platform yang jelas mengenai ekonomi Pancasila yang rumusannya secara ilmiah
maupun kebijakan serta strateginya di strata pemerintahan sudah mengandung
nilai Pancasila.
Ideologi di dunia
Apakah ideology perlu bernama? Banyak ideology di dunia
yang mempunyai nama, tetapi banyak juga yang tidak bernama. Semua bangsa pasti
memiliki ideology masing-masing, Bangsa Amerika serikat pasti memiliki
ideology, tetapi tidak bernama. Ketika Republik Rakyat China ahir, Dr Sun Yat
Sen menamakan deologi ereka San Min Chu I. Ideologi Jepang bernama Tenno Koodo
Seishin. Hitler mendirikan Jermania denga ideology Nasional Sosialisme, dan
Lenin mendirikan Uni Soviet dengan ideology Marxisme Leninisme (komunisme).
Sesuatu yang bernama memang mudah disosialisasikan
sekaligus mdah dirongrong, dikritisi dan dkecam. Karl Marx tidak menamakan
ajarannya Marxisme, tetapi para pengikutnya manamakan ajaran dari rangkuman
buku-buku yang ditulisnya denan Marxisme. Padahal tidak ada satu buku tulisan
Karl Marx yang berjudul Marxisme. Karl Marx menggunakan istilah ideology dalam
semua pengertian kata ini dalam bukunya Germany Ideology.
Di Indonesia, pada masa Orde Baru Pancasila sangat
dikeramatkan dan disakralkan oleh pemerintah yang saat itu amat mendominasi
segala aspek kehidupan bangsa sehingga ideology ini menjadi hegemoni. Ideologi
yang menjadi hegemoni akan lenyap bersamaan dengan jatuhnya suatu rezim.
Mengamalkan ideology seperti pada era Orde Baru dapat membahayakan ideology itu
sendiri. Saat ini pada era reformasi, dapat dirasakan bahwa sebagian masyarakat
telah mengidentikan Pancasila dengan Orde Baru.
Kegunaan ideology dapat dibagi menjadi empat
pendekatan:
1) Ideology sebagai pemikran politik
2) Ideology sebagai norma dan
keyakinan
3) Ideology sebagai bahasa symbol
dan mitos
4) Ideology sebagai kekuasaan elite
Pendekatan pertama secara khusus lebih berhubungan
dengan “isme” Barat seperti liberalism, marxisme dan sosialisme. Pendekata
kedua berhubungan denan kumpulan pandangan yang dianut oleh masyarakat biasa,
yakni pemikiran-pemikiran yan cenderung kurang sistematis. Pendekatan ketiga
lebh mengarah ada symbol dan mitos, seperti tanda gambar Kabah pada Partai
Persatuan Pembangunan yang menunjukkan aliran agama Islam. Pendekatan keempat
berhubungan dengan cara elite memastikan Komforitas dan dukungan, seperti kepastian
dukungan calon presiden dan kepala daerah dari partai pendukungnya.
Dari pengalaman sejarah, perkembangan ideology di
Indonesia tidak terlepas dari perkembagan politik. Antara ideologi dan politik
terdapat hubungan yang erat dan timbal balik. Ideologi merupakan konsep yang
sulit dipahami karena sudah pafa level filsafat sehingga seyogyanya pelajaran
ideology Pancasila diberikan di tingkat Perguruan Tinggi. Sementara itu nilai
praksisnya diberikan dalam bentuk pelajaran budi pekerti dan kewarganegaraan
dalam pendidikan formal dari SD sampai dengan SMA. (DP
0 komentar:
Posting Komentar